Home » » SENI KADANG MEMBUAT INSPIRASI TERBANGUN

SENI KADANG MEMBUAT INSPIRASI TERBANGUN

" ANDA PECINTA SENI "

Rekan-rekan Insan Pekerja dalam Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi yang saya hormati, selamat berjumpa dalam media seni, baik Seni Music, Seni karya tulis pendek ( cerpen ) , Seni Karya Tulis Puisi dan kegiatan Seni-seni yang lain, silahkan bagi rekan-rekan yang ingin mengirim bentuk karya seni, namun demi kenyamanan yang dikirim dalam kontek positif tanpa ada unsur SARA, dan penerbitan akan di terbitkan pertanggal pengiriman apabila memenuhi standart publikasi, untuk pengiriman tolong dikirim via email atau dalam bentuk flash disc, atau CD, hal ini untuk memudahkan publikasi dan efisiensi

Koordinator Bidang Kesenihan


Sunarto
Penaggung jawab
Ketua SP.Farkes Ref.PT.Sandoz


( Suharno )



Secangkir Kopi Manis, Dari Istri cantik, di Sore hari

Oleh: Papa El Gabe

Bagaimana mungkin air yang di hilir dapat bersih, sementara air itu dialirkan dari hulu, di gunung, ditempat para dewa-dewa berdiam, di gunung air itu sudah mengalami pencemaran, sudah diobok-obok, sudah dicampur dengan hal-hal yang menurut para dewa-dewa, jika mereka yang melakukan, kita harus maklum, harus nrimo, dan jika air tersebut sudah kotor, kita harus tutup mata dan menyatakan air itu bersih.

Angin yang bertiup di sore itu sangat lembut, matahari pelan-pelan bergerak ke arah barat, dan memancarkan sinar yang berwarna kemerah-merahan, sesekali suara burung kecil berkicau riang.

Dihilir ini semua harus bersih, teristimewa air harus bersih, jangan ada yang coba-coba bermain-main dengan berupa-rupa kekotoran. Taruhannya adalah nyawa, ya nyawa ini bisa melayang, karena berbuat kotor.

Matahari masih memancarkan sinar yang kemerah-merahan, suara burung sesekali berganti dengan suara motor yang lewat di depan teras rumah lelaki separuh baya itu.

Semua harus dewa yang memutuskan, baik atau tidak baik, saleh atau tidak saleh, dewa yang menentukan. Apa keputusan dewa adalah suatu hukum, harus dilaksanakan karena mereka adalah dewa yang punya kuasa.

Dihisapnya rokok dji sam soe yang ditangan kirinya dalam-dalam lalu dihembuskannya keudara dan berbentuk bulatan-bulatan kecil dan pecah diudara yang sudah mulai dingin.

Bukankah tempat para dewa-dewa dengan tempat kita manusia ini berbeda. Tempat para dewa di gunung yang tinggi, sementara kita disini, ditempat ini, didesa yang kecil ini. Dari tempat tinggal jang berbeda, maka hal-hal yang menurut para dewa benar, belum tentu sama dengan apa yang ada disini, menurut kita orang desa ini.

Rokok dji sam soe yang tinggal sedikit lagi dihisapnya dalam-dalam lalu dimatikan di asbak rokok yang terbuat dari ukiran kayu yang dibeli lelaki separuh baya itu dari kota gudek ketika ia pergi jalan-jalan kesana.

Kita bukan dewa, kita manusia, walaupun malaikat punya pengetahuan, dewa punya pengetahuan, manusia punya pengetahuan dan juga binatang punya pengetahuan, tapi pengetahuan binatang tidak pernah berubah, tetap dari dahulu kala sampai sekarang ini. Burung membuat sarang dari dahulu kala tidak pernah berubah, persis sama seperti yang kita lihat sekarang. Tapi pengetahuan manusia terus berubah, mencari sesuatu yang baru, karena kita punya akal dan hati. Akal terus menggali hal-hal yang baru dan tidak pernah puas akan apa yang dicapai sekarang. Dan terus berubah, yang hanya di batasi ruang dan waktu.

Matahari masih merangkak pelan-pelan menuju arah barat dan sinar merahnya semakin temaram, kicau burung sudah mulai sesekali terdengar.

Perubahan yang dibatasi oleh ruang dan waktu, dan pengetahuan itu sendiri juga dipengaruhi dan punya sejarah masing-masing. Dari orang yang berbeda akan berbeda pengetahuan dan cara pandangnya.Dan pengetahuan akan menghasilkan kebenaran masing- masing. Dan apabila dua kebenaran itu diperhadapkan satu sama lain dengan cara menghantamkan atau saling berbenturan, maka salah satu akan ada yang menang dan kalah.Tapi sebenarnya masih ada jalan lain untuk tidak saling berbenturan antara dua kebenaran. Misalnya jika ingin mengetahui mana yang lebih banyak dari dua buah benda, kita dapat memakai atau memahaminya dengan cara mempergunakan aritmatika, atau jika kita ingin mengetahui mana yang lebih berat bukankah kita dapat mempergunakan timbangan ?.

Bukankah itu cara yang lebih arif dari pada harus membenturkannya ?

Awan yang kemerah-merahan masih juga tampak diarah barat sana, anak-anak kecil masih juga bermain-main, terkadang bertengkar, sebentar kemudian tertawa bersama-sama.

Orang baru dan orang lama akan sangat berbeda melihat suatu kebenaran disatu tempat yang sama. Orang lama mungkin akan tidak merasa tertekan apabila melihat para dewa marah-marah. Lain hal nya ketika orang baru diperhadapkan akan kegusaran para dewa. Dan menurut orang baru, mungkin, bahwa dewa adalah segalanya, karena dewa punya kuasa. Memang punya kuasa. Melihat suatu permasalahan pun akan sangat berbeda diantara orang baru dan orang lama. Perbedaan ini sebenarnya dapat kita atasi dengan jalan tidak saling berbenturan, tetapi dipakai suatu alat.

Manusia punya pikiran karena ada akal, dan disamping akal manusia diberikan Tuhan Yang Maha Esa suatu hati, untuk menentukan mana yang adil atau keadilan dengan perasaannya.Jika kita hanya mengandalkan pikiran semata saja, tanpa mengikutsertakan hati (baca : perasaan), maka manusia akan sama dengan robot-robot yang setiap waktu dapat berubah, tapi tidak dapat merasakan.

Lelaki separuh baya mengambil satu lagi rokok dji sam soe lalu menyalahkan dan menghisap dalam-dalam, salah satu anak kecil yang sedang bermain-main itu menangis karena jatuh dari sepedanya, sementara temannya yang lain menertawakannya sambil mengejek, karena pikiran anak kecil belum dapat merasakan alangkah sakitnya jika terjatuh.

Hormat akan para dewa boleh saja, tapi jangan ketakutan, sehingga melupakan hati dalam mengambil keputusan.Setiap manusia punya kesilapan dan itu bukan berarti orang tersebut jahat, tapi mungkin waktu yang kurang bersahabat, ya mungkin saja.

Siapapun ingin air itu bersih, karena air adalah sumber kehidupan, tapi jangan karena dihilir kita tidak bisa mengatakan air kotor itu air kotor, dan dipaksakan mengatakan air yang kotor itu adalah air bersih, Dan seharusnya tingkat kekotoran itu yang harus diperjelas, dan kita menyatakannya tidak hanya memakai pikiran saja tapi hati juga harus disertakan dalam setiap mengambil keputusan.

Pa’ minum pa’...

Khayalan lelaki separuh baya itu buyar. Suara yang lembut menyapanya, suara yang hampir dua puluh tahun terus mengikutinya.

Pa’ minum pa’...

Dilihatnya tangan halus meletakkan secangkir kopi dimeja didepannya. Lelaki separuh baya itu sadar.

Ah.. Hidup harus disyukuri.

Bersyukur masih diberi pekerjaan untuk menghidupi anak dan istri.

Bersyukur Mempunyai istri yang cantik dan lembut.

Bersyukur akan dua pasang anak-anak yang cantik dan ganteng serta lucu.

Bersyukur akan hari-hari yang telah dilaluinya.

Bersyukur akan kesehatan yang masih menyertainya.

Bersyukur akan teman-temannya yang senantiasa membantunya ketika mengalami masalah kehidupan yang pahit.

Bersyukur akan rumah yang masih mereka tempati sekeluarga.

Dipandangnya perempuan yang duduk disampingnya, ah... sudah hampir sebelas tahun lelaki separuh baya itu seakan kehilangan momen yang indah ini.

Hidup harus selalu bersyukur.

Comment

Random Post

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI EX SCHERING GROUP - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger